UNTUK APA KITA HIDUP?? APA YANG KITA CARI DALAM HIDUP??

Jawaban dari judul diatas adalah KEBAHAGIAAN
Ingat , KEBAHAGIAAN ITU DIBUAT BUKAN DICARI !
Selama ini kita tidak pernah menyadari dan membuat kesimpulan untuk bertanya, apa yang kita cari dalam hidup ini? Memang pertanyaan yang mudah dan sederhana tapi memerlukan jawaban yang luas.



Sebetulnya dalam pengertian umum kita hidup mempunyai banyak tujuan dan cita-cita. Setiap orang mempunyai tujuan hidup yang berbeda. Demikian juga setiap orang mem-punyai cita-cita yang bermacam-macam, ada yang ingin jadi artis, ingin jadi penyanyi, ingin jadi pilot, ingin jadi dokter, ingin jadi polisi, ingin jadi orang terkenal, ingin jadi orang hebat dan lain sebagainya.

Segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang Merajai pada hari pembalasan. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi akhir zaman, da’i yang menunjukkan kepada jalan yang lurus, yang menerangkan kepada umat manusia wahyu yang diturunkan kepada mereka, dan sosok teladan terbaik bagi segenap umat manusia. Amma ba’du.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai umat manusia sembahlah Rabb kalian, Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah : 21).

Beribadah kepada Allah merupakan sebuah amanah agung yang diletakkan di atas pundak segenap keturunan Adam alaihis salam dan juga saudara-saudara mereka dari bangsa jin. Inilah kewajiban terbesar umat manusia yang harus mereka tunaikan kepada Rabb mereka.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS.ad-Dzariyat : 56).

Allah ta’ala memerintah dan melarang (yang artinya), “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” (QS. an-Nisaa’ : 36).

Apa yang dimaksud dengan ibadah?
Setiap muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tentu mengetahui hal ini; bahwa mereka hidup adalah untuk beribadah kepada Allah semata. Namun, banyak orang yang terjerumus dalam kekeliruan dalam memaknai ibadah di dalam kehidupan mereka. Sebagian orang menganggap bahwa ibadah hanya terkait dengan urusan masjid dan ibadah ritual belaka. Sebagian lagi memandang bahwa ibadah yang lebih penting adalah menjalin hubungan baik dengan sesama manusia tanpa memperdulikan agama mereka. Sebagian lagi memandang bahwa ibadah yang paling penting saat ini adalah terjun di dalam pertarungan di panggung politik untuk mendapatkan kekuasaan bagi kemenangan kaum muslimin.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah telah menerangkan hakikat ibadah ini dalam salah satu karyanya al-’Ubudiyah bahwa ibadah merupakan istilah yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai oleh Allah, berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tidak. Sebagian ulama lainnya mengungkapkan bahwa ibadah ialah menaati Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Ibadah dibangun di atas dua pondasi utama; yaitu pengagungan kepada Allah dan kecintaan kepada-Nya. Segala bentuk ibadah tidak akan diterima kecuali apabila murni untuk Allah dan dilakukan dengan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibadah seperti itulah yang akan mengantarkan seorang muslim berjumpa dengan Rabbnya dengan penuh suka cita. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang berharap untuk berjumpa dengan Rabbnya, hendaklah dia beramal salih dan tidak mempersekutukan Rabbnya dengan apa pun dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. al-Kahfi : 110).

Amal salih, bekal mengarungi kehidupan
Banyak orang mengira bahwa dengan harta dan jabatan maka seorang akan bisa hidup dengan penuh kenikmatan di alam dunia ini. Oleh sebab itu mereka mengejar-ngejar dunia bahkan lebih mengutamakannya daripada mengejar akhirat. Padahal, kita sama-sama tahu bahwa dunia ini hanyalah sementara. Hari ini kita masih bernafas, boleh jadi esok atau lusa tubuh kita sudah bermandikan tanah alias mati. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap jiwa pasti merasakan kematian, sesungguhnya pahala atas amal-amal kalian hanya akan disempurnakan pada hari kiamat kelak. Barangsiapa yang dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah beruntung, sedangkan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Ali Imran : 185). Allah juga berfirman (yang artinya), “Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan sekedar permainan dan kesia-siaan, dan sungguh negeri akhirat itu pasti lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, mengapa kalian tidak mau memikirkan?” (QS. al-An’aam : 32).

Hanya dengan iman dan amal salih seorang manusia bisa merasakan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan yang tidak hanya berlangsung sesaat di muka bumi, akan tetapi terus berlanjut hingga di negeri akhirat nanti. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tidak akan merasa takut dan tidak pula merasa sedih; yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa menjaga ketakwaan. Bagi mereka kabar gembira di dalam kehidupan dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan terhadap ketetapan Allah, itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. Yunus : 10). Barangsiapa yang menjadikan kesenangan dunia sebagai puncak cita-cita dan angan-angan hidupnya maka Allah akan berikan itu semua kepada mereka, dan di akhirat mereka tidak akan mendapatkan apa-apa selain siksa. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mengingkan kehidupan dunia beserta perhiasannya, maka Kami akan sempurnakan bagi mereka balasan atas amal mereka di dunia dan mereka sama sekali tidak dirugikan, mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh bagian di akhirat melainkan neraka, dan lenyaplah sudah apa yang mereka perbuat dan sia-sialah amal yang mereka lakukan di sana.” (QS. Huud : 15).

0 Response to "UNTUK APA KITA HIDUP?? APA YANG KITA CARI DALAM HIDUP??"

Posting Komentar

Kirimkan kritik dan saran Njenengan ke E-mail:"Halim_santri@yahoo.com".
Powered by Blogger